Kamis, 11 Juni 2015

Wilayah kaki Gunung Lawu banyak terdapat lokasi prasejarah yang menyebar di sepanjang Kabupaten Karanganyar. Situs zaman megalithikum banyak ditemukan di situ.

Salah satu di antaranya adalah penemuan bekas tapak kaki berukuran super besar di dusun desa Ngasinan, Karangbangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah.


Quote:
Tapak kaki yang berada di batu tersebut berukuran besar dan terletak di tanah warga bernama Mbah Tarsono (80). Lokasinya agak tersembunyi dan berada di tengah kebun, sehingga banyak warga yang tak mengetahui keberadaan situs tersebut.

Menurut salah satu warga bernama Heri, batu itu sudah lama berada di situ. Tak satu pun warga di sekitar lokasi yang mengetahui sejarahnya. Apakah dari letusan Gunung Lawu Purba, atau evolusi alam.

"Batu itu tidak diketahui asal-usulnya, dan sudah sangat tua," jelas Heri saat mengantarkan melihat langsung batu misteri tersebut, Selasa (27/5/2014).


Bahkan saking besarnya, warga desa sekitar meyakini bila tapak kaki tersebut merupakan telapak kaki Wekudoro (Bima) yang diyakini warga ada kaitannya dengan Gunung Lawu. Seperti masyarakat di sekitar Gunung Merapi meyakini adannya sosok Mbah Petruk di puncak Gunung Merapi.

Wekudoro (Bima) itu sendiri merupakan salah satu tokoh pewayangan Jawa yang di gambarkan memiliki tubuh sangat besar. "Pihak purbakala sudah mencatatnya sebagai situs kuno dengan nama tapak Bima," jelasnya.

Heri menjelaskan, sewaktu dirinya masih kecil bentuk tapak kakinya masih tergambar jelas. Ada bentuk lima jarinya. Selain itu, lokasi tersebut pernah didatangi tamu asing dari India. Kedatangan mereka ditemani seorang paranormal dari Sukoharjo.

"Pernah buat ritual sembahyang menggunakan dupa. Yang datang empat orang," terangnya.

Hal mistik sangat kental menyelimuti keberadaan telapak kaki raksaksa di batu tersebut. Heri mengaku malam harinya dia merasa didatangi lima sosok tinggi besar yang mengaku penunggu lokasi tersebut. Setelah dipanggilkan paranormal, kelima sosok yang diakui Heri sempat mencekiknya langsung hilang.

Senada dengan apa yang diutarakan Heri, Kepala desa Karang Bangun, Tarsono, mengaku dahulu pernah ada orang yang sering kesurupan (kemasukan makhluk halus).

"Ketika sedang kerasukan, orang tersebut mampu membuat lukisan Werkudoro (Bima) sangat bagus sekali. Bahkan seluruh rumahnya di lukis gambar Werkudoro," jelasnya.

Sejak saat itulah warga sekitar menyakini bahwa tapak kaki tersebut adalah milik Werkudoro dan menamakan situs tersebut sebagai tapak Werkudoro.

Pada 5 Desember 1945, sebuah kejadian misterius terjadi. Skuadron yang terdiri atas lima pembom torpedo Angkatan Laut hilang tanpa jejak di sebuah wilayah yang mashyur kehororannya di dunia, Segitiga Bermuda.

Hilangnya 14 kru Penerbangan 19 (Flight 19) itu merupakan salah satu misteri terbesar dalam dunia penerbangan.

65 tahun berlalu, peristiwa ini belum terlupakan. Minggu 5 Desember 2010 mendatang, seperti yang dilakukan dalam 26 tahun terakhir, para simpatisan akan berkumpul di Bandara Internasional Fort Lauderdale, Hollywood untuk memperingati kejadian ini.

“Kami ingin memastikan, sejarah ini tak terlupakan,” kata Izzy Bonilla, Deputi Direktur Broward County Aviation Department, seperti dimuat situs Sun Sentinel.

“Kami ingin mengingat mereka yang tak pernah kembali dan terlebih jasa mereka untuk negara.”

Jangankan badan para serdadu, serpihan mereka tak pernah ditemukan. Kisah lenyapnya Penerbangan 19 makin menguatkan mitos Segitiga Bermuda – sebuah garis imajiner yang menghubungkan Kepulauan Bermuda, Puerto Rico, dan Fort Lauderdale – di mana sekian kapal dan pesawat hilang secara misterius.

Sebelumnya, sejumlah sejarawan dan investigator kelautan menduga skuadron nahas itu mengalami disorientasi di tengah cuaca buruk dan kegelapan malam. Mereka diyakini kehabisan bahan-bahan dan mengalami kecelakaan di lautan timur Daytona Beach.

Dan sejarah mencatat kejadian di hari maut itu:

Pada jam 14.10 waktu setempat, di bawah komando Letnan Charles Taylor, lima pengebom torpedo TBM Avenger bermesin tunggal keluar dari pangkalan udara Fort Lauderdale. Mereka hanya melakukan misi rutin, termasuk berlatih menjatuhkan bom dan latihan navigasi.

Meski Perang Dunia II sudah berhenti tiga bulan sebelumnya, militer berketetapan untuk terus waspada dan berlatih.

Sekitar 90 menit setelah lepas landas, Letnan Taylor lewat radio melaporkan, tim tersesat dan kompas tidak berfungsi. “Kami tak tahu, ini di mana,” kata dia.

Selama dua jam kemudian, Letnan Taylor mengarahkan pesawat – yang ia kira menuju Miami – namun nyatanya justru mengarah ke Samudera Atlantik.

Basis angkatan laut di Miami sempat mendapatkan sinyal samar-samar dari skuadron tersebut di sekitar 150 mil dari lepas pantai New Smyrna Beach. Panggilan terakhir yang dilakukan skuadron terjadi pada pukul 19.27.

Tim penyelamat pun diberangkatkan. Pesawat amfibi berbadan besar dengan mesin ganda dikirim dari pangkalan Banana River di Central Florida. Namun, pesawat itu justru jatuh ke laut ganas. 13 orang penumpangnya tewas seketika.

Hari berikutnya, salah satu pencarian kecelakaan terbesar dalam sejarah dilakukan. Tim SAR menyisir area seluas 200.000 mil persegi. Letnan David White, salah dalam tim pencari menceritakan, pesawat dan kapal pencari mencari apapun yang mungkin tersisa – jaket pelampung atau serpihan pesawat.

Namun, “Tak ada tanda-tanda serpihan,” kata White yang saat ini berusia 86 tahun. “Ini luar biasa.”

Saat mencari keesokan paginya, diduga puing-puing mungkin sampai di lepas pantai Georgia. Pesawat TBM Avengers, menurut White, kemungkinan pecah pada saat berusaha mendarat di laut .

Sementara itu, Allan McElhiney, panitia peringatan tragedi Flight 19 mengatakan, para anggota skuadron tidak memiliki pilihan selain mengikuti Taylor ketika berada di atas Atlantik. Menuju kematian mereka.

“Bahkan jika mereka ingin berbalik ke arah lain, mereka harus mengikuti pemimpin,” katanya.

Menurut McElhiney, selain anggota skuadron Penerbangan 19, peringatan juga ditujukan untuk 13 korban dalam pesawat penyelamat. Selain itu, peringatan untuk 96 serdadu lain yang tewas selama bertugas di pangkalan udara Angkatan Laut Fort Lauderdale saat perang berlangsung.
Apakah pembaca pernah merasa penasaran atas kebetulan-kebetulan yang terlihat terlalu janggal? apakah pembaca pernah menghubungkan berbagai macam peristiwa dengan suatu "benda" yang terlibat dalam peristiwa tersebut? biarpun para pembaca bersikap skeptis, dan biarpun saya bersikap skeptis, ada hal-hal yang memang terlalu membingungkan untuk dapat dijelaskan.

Mungkin para pembaca yang sudah pernah belajar sejarah tentang Perang Dunia 1 sudah tahu tentang asal-muasal terjadinya peristiwa tersebut, yaitu salah satunya adalah pembunuhan Pangeran Franz Ferdinand dari Austria, yang bahkan pembunuhannya merupakan siasat dari organisasi rahasia Black Hand, yang akan saya bahas nanti. Tetapi tidak ada yang menyalahkan kendaraan yang dipakai pangeran sebagai penyebab kematiannya, meskipun hal tersebut terlihat sangat masuk akal.



Beginilah kisahnya. Pada hari Minggu, 28 Juni 1914, Ferdinand dan istrinya terbunuh saat perjalanan mereka dengan mobilnya ke Sarajevo. Peristiwa tersebut ternyata harus dibayar mahal. Peristiwa itu memicu meletusnya Perang Dunia 1. Ketika itu, tak seorangpun mengutuk mobil tersebut. Kemudian, mobil maut itu dibeli oleh Jenderal Oskar Potiorek, perwira angkatan darat Austria. Sepertinya, mobil itu memiliki kekuatan magis yang membawa sial bagi pemiliknya. Beberapa minggu kemudian, Jenderal pemberani itu menderita kekalahan telak dalam pertempuran di Valjevo. Karena tidak tahan menanggung aib, keseimbangan mentalnya pun terganggu. Jendral tersebut meninggal sebagai orang yang tak waras.

Kisah perjalanan mobil "terkutuk" itu belum berakhir. Seorang kapten berkebangsaan Austria membelinya. Dalam 2 minggu, kesialan beruntun menimpa dirinya. Si kapten menewaskan 2 orang petani, gara-gara kehilangan kendali mobilnya, lalu menyeruduk sebuah pohon hingga lehernya patah.


Setelah perang berakhir, mobil itu dibeli oleh gubernur Yugoslavia. hanya dalam 4 bulan, terjadi serangkaian kecelakaan fatal. Gubernur itu sampai kehilangan tangannya dalam peristiwa itu. Ia ikut-ikutan percaya pada takhayul sehingga dijualah mobil tersebut kepada seorang dokter. Hanya 6 bulan menikmati kemewahan mobil itu, dokter itu pun tewas karena tabrakan.

Korban berikutnya, seorang pedagang permata kaya-raya yang melakukan bunuh diri. Pemilik berikutnya, pembalap asal Swiss, tewas dalam sebuah balapan saat mobilnya melontarkan tubuhnya melayang melewati dinding. Pemilik malang berikutnya adalah seorang petani asal Siberia, dan yang terakhir adalah pengusaha bengkel, Tibor Hirsfeld, yang bersama keempat temannya tewas dalam sebuah kecelakaan.

Setelah daftar panjang kesialan tersebut, akhirnya mobil "terkutuk" itu diam membeku di Museum Wina, dan tidak mengumbar kesialan saat berada di Museum.

Kebetulan? sepertinya berbagai peristiwa beruntun ini terlalu membingungkan untuk menjadi sebuah kebetulan. Apakah kejadian dengan mobil ini sama dengan peristiwa lukisan terkutuk, The Crying Boy? ataukah ada sesuatu yang paranormal terlibat, seperti kasus Robert, the Haunted Doll? belum ada orang yang tahu

Quote:
Banyak sekali Mitos-mitos yang kita dengar mengenai Presiden Soekarno. Baik yang masuk akal maupun yang tidak masuk akal. Banyak juga cerita fenomenal mengenai diri Soekarno semenjak masa kecilnya sampai masa-masa kejayaan sebagai Presiden Pertama Indonesia. Diantaranya adalah Misteri 3 Tongkat Komando milik Bung Karno yang sering menarik perhatian Presiden lainnya di dunia. Menurut kabar Tongkat komando tersebut dikabarkan memiliki kesaktian. Benarkah demikian??..
Berkali-kali Bung Karno berkata bahwa Tongkat Komando-nya tidak memiliki daya sakti, daya linuwih..”itu hanya kayu biasa yang aku gunakan sebagai bagian dari penampilanku sebagai Pemimpin dari sebuah negara besar” kata Bung Karno pada penulis Biografi-nya, Cindy Adams pada suatu saat di Istana Bogor.


Tongkat Komando Bung Karno diatas Meja Ike Eisenhower

Bung Karno sendiri memiliki tiga tongkat komando yang bentuknya sama, satu tongkat yang ia bawa ke luar negeri, satu tongkat untuk berhadapan dengan para Jenderalnya dan satu tongkat waktu ia berpidato. Namun kalau keadaan buru-buru dan harus pergi, yang kerap ia bawa adalah tongkat sewaktu ia berpidato.

Quote:
Pernah suatu saat Presiden Kuba, Fidel Castro memegang tongkat Bung Karno dan bercanda “Apakah tongkat ini sakti seperti tongkat kepala suku Indian?” Bung Karno tertawa saja, saat itu Castro meminta peci hitam Bung Karno dan Bung Karno pake pet hijau punya-nya Castro.
“Pet ini saya pakai waktu saya serang Havana dan saya jatuhkan Batista” kata Castro mengenai Pet hijaunya itu.
Apakah tongkat Bung Karno itu memiliki kesaktian? seperti Keris Diponegoro ‘Kyai Salak’ atau keris Aryo Penangsang ‘Kyai Setan Kober’ wallahu’alam . Tapi Bung Karno sakti, itu sudah jelas. Peristiwa paling menggemparkan bagi publik Indonesia adalah saat Bung Karno ditembak dari jarak dekat pada sholat Idul Adha. Tembakan itu meleset dan ini yang jadi heboh, bagaimana bisa penembaknya adalah seorang jago perang terlatih, kenapa menembak dari hanya jarak 5 meter tidak kena. Di Radio-radio saat itu saat sidang pengadilan penembak Bung Karno, terungkap saat Bung Karno membelah dirinya menjadi lima. Penembak bingung ‘mana Bung Karno’ ?
mungkinkah itu kembarannya atau penirunya sebagai pengalih perhatian, ataukah memang beliau itu sakti?

Menurut kabar Kesaktian Bung Karno sebenarnya adalah ‘kesaktian’ tiban, ‘tiban’ adalah suatu istilah Jawa bahwa kesaktian itu tidak dipelajari. Waktu lahir Sukarno bernama Kusno, ia sakit keras kemudian diganti nama Sukarno. Setelah sehat, datanglah kakek Sukarno, Hardjodikromo datang dari Tulungagung untuk berjumpa dengan Sukarno kecil saat itu, sang Kakek melihat ada sesuatu yang lain di anak ini. Kakek Sukarno sendiri adalah seorang sakti, ia bisa menjilati bara api pada sebuah besi yang menyala. - Rupanya di lidah Sukarno ada kemampuan lebih yaitu mengobati orang, Sukarno dicoba untuk mengobati bagian yang sakit dengan menjilat-.

Kakek Sukarno, tau bahwa ini kesaktian, tapi harus diubah asal cucunya jangan hanya jadi dukun, tapi jadi seorang yang amat berguna untuk bangsanya. Hardjodikromo adalah seorang pelarian dari Jawa Tengah yang menolak sistem tanam paksa Cultuurstelsel Van Den Bosch, ia ke Tulungagung dan memulai usaha sebagai saudagar batik. Leluhur Bung Karno dari pihak Bapaknya adalah Perwira Perang Diponegoro untuk wilayah Solo. Nama leluhur Bung Karno itu Raden Mangundiwiryo yang berperang melawan Belanda, Mangundiwiryo ini adalah orang kepercayaan Raden Mas Prawirodigdoyo salah seorang Panglima Diponegoro yang membangun benteng-benteng perlawanan antara Boyolali sampai Merbabu. Setelah selesainya Perang Diponegoro, Raden Mangundiwiryo diburu oleh intel Belanda dan ia menyamar jadi rakyat biasa di sekitar Purwodadi, mungkin akar inilah yang membuat ikatan batin antara Jawa Tengah dan Bung Karno. Seperti diketahui Jawa Tengah adalah basis utama Sukarnois terbesar di Indonesia.

Mangundiwiryo memiliki kesaktian yaitu ‘Ucapannya bisa jadi kenyataan’ istilahnya ‘idu geni’. Rupanya ini menurun pada Bung Karno. Melihat kemampuan ‘idu geni’ Bung Karno itu, Kakeknya Hardjodikromo berpuasa siang malam agar cucunya bisa memiliki kekuatan batin, pada suatu saat Hardjodikromo bermimpi rumahnya kedatangan seorang yang amat misterius, berpakaian bangsawan Keraton Mataram dan mengatakan dengan amat pelan ‘bahwa cucumu adalah seorang Raja bukan saja di Tanah Jawa, tapi di seluruh Nusantara’. Kelak Hardjodikromo mengira bahwa itu adalah perwujudan dari Ki Juru Martani, seorang bangsawan Mataram paling cerdas.

Sejak mimpi itu, kemampuan Bung Karno menjilat dan menyembuhkan langsung hilang berganti dengan ‘kemampuan berbicara yang luar biasa hebat’.

Bung Karno sendiri menurut buku Giebbels, salah seorang Sejarawan Belanda sudah diramalkan akan terbunuh dengan benda-benda tajam. Untuk itulah ia amat takut dengan jarum suntik, Bung Karno sendiri agak paranoid terhadap benda-benda tajam, ketika penyakit ginjalnya amat parah, ia menolak untuk berobat ke Swiss karena disana ia pasti akan dibedah dengan pisau tajam. Ia memilih obat-obatan herbal dari Cina. Soekarno tetap manusia biasa dan memiliki fobia ternyata ya.

Kembali ke tongkat tadi, tongkat Bung Karno itu dibuat dari bahan kayu Pucang Kalak, Pohon Pucang itu banyak, tapi Pucang Kalak itu hanya ada di Ponorogo, pohon Pucang. Tongkat Komando Bung Karno sendiri dipakai sejak 1952, setelah peristiwa 17 Oktober 1952. Suatu malam Bung Karno didatangi orang dengan membawa sebalok kayu Pohon Pucang Kalak yang ia potong dengan tangannya, balok itu diserahkan pada Bung Karno. ”Untuk menghadapi Para Jenderal” kata orang itu. Lalu Bung Karno menyuruh salah seorang seniman Yogyakarta untuk membuat kayu itu menjadi tongkat komando.

Sebagai tambahan dalam khasanah politik Indonesia, ‘ageman’ atau pegangan itu soal biasa. Misalnya Jenderal Sumitro, tokoh utama dalam rivaalitas dengan Ali Moertopo pada peristiwa Malari 1974, sebelum meletusnya Malari kedatangan seorang anak muda dengan pakaian dekil dan menyerahkan sebilah keris “Untuk menang Pak” kata anak muda itu.

Pak Harto sendiri punya ageman banyak yang bilang pusat kekuatan Pak Harto itu ada di Bu Tien Suharto, banyak yang bilang juga di ‘konde’ bu Tien. Tapi yang jelas Pak Harto adalah seorang pertapa, seorang ahli kebatinan tinggi, ia senang tapa kungkum di tempuran (tempuran = pertemuan dua arus kali) di Jakarta ia sering sekali bertapa di dekat Ancol tengah malam, saat tarik ulur dengan Bung Karno antara tahun 1965-1967.

Demikianlah Mitos-mitos yang beredar mengenai pemimpin masa lalu kita. Mengenai kebenarannya hanya Tuhan yang tau. Tapi diluar mitos tersebut hal yang patut kita hargai adalah jasa-jasa mereka dalam memerdekakan dan membangun negeri ini. Hal ini lebih arif dibanding kita hanya menggali dari hal yang sekedar mitos semata.
Dahi lelaki tua itu kian berkerut ketika diminta mengingat sesuatu dari masa silam. Pandangan matanya tak jelas arah, tampak ia berusaha keras memanggil kembali sejumlah kenangan. Sesekali dia mengusap rambutnya yang memutih. Ada rentang waktu yang cukup lama memang. Sumantri, lelaki bertubuh kurus itu, kini usianya 75 tahun. Dia mulai memanggil kembali kepingan masa lalu itu, Tatkala Sumantri baru pertama menginjakkan kaki di Perumahan Angkasa Pura, rumah sederhana yang dihuninya hingga kini. “Waktu itu daerah sini masih rawa-rawa,” ujarnya. Soal kepastian tahun, memang agak luput dari memorinya.



Namun bagaimana kehidupan yang ia jalani, Sumantri masih ingat betul. Pada 1963, ia pertama kali datang ke Kemayoran, saat baru lulus dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Curug. Sumantri didapuk bekerja di Bandara Kemayoran sebagai teknisi radio komunikasi. Saat itu Bandara Kemayoran masih beroperasi. Sebagai teknisi radio, ia juga bertugas menjaga alat-alat komunikasi di bandara. Tak jarang ia harus berjaga 24 jam. Ia pun menceritakan pengalamannya bekerja saat itu.

“Dinas (kantor) saya di tengah alang-alang. Ada pintu kawat, keluar masuknya dijaga. Kalau malam, masih banyak binatang berkeliaran. Kita bisa lihat celeng (babi hutan). Banyak, kira-kira lima ekor. Sampai kita nggak bisa keluar,” ujarnya. Meski suasananya masih seperti ‘hutan’, Kemayoran adalah bandara komersil pertama di Indonesia. Bahkan saat itu, Malaysia pun belum memilikinya. Fungsinya seperti karpet merah. Setiap tamu yang ingin menginjakkan kaki di ibu kota, harus melalui Kemayoran.

Bandara sudah dibangun sejak Indonesia belum merdeka, tahun 1934. Menurut Alwi Shahab seorang ahli sejarah Betawi, Belanda punya dua opsi saat membangun bandara di Jakarta. Kebayoran atau Kemayoran. “Akhirnya dipilih Kemayoran,” katanya. Nama Kemayoran sendiri diambil dari derajat tertinggi dalam masyarakat China. Untuk membangun suatu daerah, pemerintah Belanda saat itu membutuhkan pemimpin. Saat itu, di daerah Kemayoran banyak tinggal orang China. Pangkat tertinggi untuk mereka adalah mayor. “Konon, Kemayoran berasal dari kata ‘mayor’ dalam masyarakat China. Bagi mereka, mayor perannya seperti kepala suku,” Alwi menjelaskan. Namun, mayor yang dimaksud bukanlah pangkat dalam militer.

Itu merupakan gelar kehormatan bagi mereka yang bersikap baik. Kemayoran juga punya sejarah lain. Disebutkan, dahulu banyak pejabat militer berpangkat mayor yang tinggal di sana. Mereka ditempatkan oleh Belanda dalam asrama yang dibangun di sepanjang Jalan Garuda. Ada yang menyebutkan, itulah asal nama Kemayoran. Bagaimanapun juga, pada akhirnya Bandara Kemayoran resmi dioperasikan pada 8 Juli 1940. Ia menjadi saksi bisu sejarah dirgantara nusantara. Berbagai pesawat canggih dan tetamu dunia pernah ‘mampir’ di sana. Pesawat pertama yang mendarat di sana adalah DC-3 Dakota milik penerbangan Hindia Belanda. Setelah itu, pesawat bermesin piston hingga turbojet bergantian ‘mengunjungi’ Bandara Kemayoran. Ia bahkan pernah menjadi tuan rumah airshow pertama di Indonesia. Sekitar 40 negara peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 juga melalui Bandara Kemayoran.


Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno selalu melewatinya setiap akan melakukan tugas negara. Bandara ini bahkan pernah muncul dalam komik Tintin. Menyingkap Misteri Dua Sudut Sejarah Jakarta yang Terlupa Jelas saja, kapasitas Bandara Kemayoran sudah terhitung cukup besar dan modern kala itu. Luasnya lebih dari 40 hektar. Di bagian atas gedung bandara, ada sebuah tempat hiburan malam yang terkenal. “Orang berduit waktu itu, kalau cari hiburan ke sana,” ujar Alwi bercerita. Sayang, Bandara Kemayoran harus ditutup secara resmi pada 1 Juni 1984. Saat itu, ia sudah berhenti beroperasi lebih dari setahun lamanya. Seluruh operasional bandara dipindahkan ke Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. Alasannya, kata Alwi, karena bandara di Kemayoran tak bisa berkembang lagi. “Di situ banyak rumah penduduk. Ada pertimbangan keamanan juga,” ujarnya. Selain lahan yang tidak memungkinkan untuk perluasan, pemerintah juga khawatir pesawat yang akan mendarat terbang terlalu rendah. Tepat di atas atap rumah penduduk. Alasan itu juga dibenarkan Sumantri.

Kini, kegagahan Bandara Kemayoran tinggal sisa-sisa saja. Gedung bandara direnovasi menjadi PRJ yang tiap tahun dijadikan arena pesta warga Jakarta. “JIExpo, Hypermart, itu dulunya bangunan bandara,” kata Sumantri menyebutkan. Pasar Mobil Kemayoran pun termasuk lahan bandara. Di depan JIExpo, masih tampak menara yang menjadi salah satu bukti eksistensi Bandara Kemayoran. Sayang, sudah tak terawat. Sekitarnya ditumbuhi ilalang. Yang masih terlihat jelas hanyalah landasan pacu bandara yang kini dilalui berbagai macam kendaraan. Namanya berganti menjadi Jalan Benyamin Sueb. Nama itu diambil dari tokoh lawak Benyamin yang memang asli Kemayoran. “Bekas landasan itu dijadikan jalan, dibangun terus sampai tol. Makanya jalannya kuat, kekar. Dulunya dilewati pesawat,” ucap Sumantri lagi. Kini, kanan-kiri jalanan itu adalah gedung-gedung dan lapangan golf. Sebagai bukti, ada halte bus Transjakarta yang jelas-jelas bernama ‘Halte Landasan Pacu Timur’. Kemayoran kini memang jadi kawasan padat penduduk. Perumahan Angkasa Pura bukan lagi satu-satunya. Rekan-rekan kerja Sumantri pun sudah banyak yang pindah. Rumah mereka dijual ke pihak lain. Sumantri dan istrinya memutuskan tetap tinggal karena mereka masih ingin menjadi bagian dari sejarah Bandara Kemayoran. Sementara ketiga anak mereka sudah berkeluarga. Sumantri sama sekali tak berniat memugar rumahnya. Bangunannya masih ‘bergaya lama’. Atapnya rendah. Pagarnya pendek dan tak terkunci. Tak ada kesan angkuh.

Kini, Sumantri dan istrinya bisa dibilang satu dari sedikit penduduk asli yang masih tinggal di komplek perumahan Angkasa Pura itu. Saksi hidup berdirinya Bandara Kemayoran. Dari Taman Wilhemina ke Masjid Istiqlal Bandara Kemayoran bukan satu-satunya sejarah Jakarta yang nyaris terlupa. Masih ada Taman Wilhelmina, yang wujudnya kini tak tampak lagi karena sudah tergantikan Masjid Istiqlal. Kalau sekarang masjid itu disebut-sebut terbesar se-Asia Tenggara, bisa dibayangkan betapa luasnya taman itu dulu. Di Taman Wilhelmina, berdiri sebuah benteng Belanda. Seperti ditulis Alwi Shahab dalam buku Saudagar Baghdad dari Betawi, taman dibangun untuk mengabadikan pengangkatan Ratu Wilhelmina sebagai ratu Belanda pada 1898. Saat Indonesia merdeka, namanya berganti menjadi Taman Wijaya Kusuma. Konon, di Taman Wijaya Kusuma juga ada bunker. Menurut Alwi, orang Betawi menyebutnya ‘gedung tanah’. Istilah itu bisa dipahami karena JP Coen pernah membangun benteng VOC di sana. Di dalamnya ada terowongan bawah tanah dan kamar-kamar. Bangunannya terbuat dari beton. Sangat kokoh. Benteng itu terletak di dekat gardu satpam masjid Istiqlal sekarang. Terowongan bawah tanahnya berjarak 12 km, terbentang sampai ke benteng VOC di Pasar Ikan. Ada pula satu terowongan lain ke arah Berland atau Matraman. Dulunya, Berland pernah jadi pusat militer Belanda. Setelah berpindah tangan ke pemerintah Indonesia, Taman Wijaya Kusuma tetap berfungsi sebagai pusat rekreasi warga Jakarta. Suasananya sejuk dan rimbun. Banyak pohon kenari berdaun lebat. Setiap Minggu, warga berdatangan untuk berjalan-jalan ke sana. Adanya benteng di taman itu, masih ditandai dengan patung Dewi Yunani yang berdiri di atas tugu setinggi 15 meter. Sayang, umur taman itu hanya beberapa tahun. Seiring dengan makin menjamurnya tempat hiburan lain di Jakarta, Taman Wijaya Kusuma terlupakan. Ia tak terurus.

Sekitar tahun 1950, muncul ide pembangunan sebuah pusat ibadah agama Islam. “Sebagai rasa syukur karena Indonesia sudah merdeka, masjid itu akan dinamakan Istiqlal. Artinya kemerdekaan,” ucap Alwi menjelaskan. Sempat ada dua opsi. Bung Karno ingin di Taman Wijaya Kusuma, sedangkan Bung Hatta di Bundaran Hotel Indonesia. Opsi pertama yang akhirnya dipilih. Pasalnya, Bung Karno bercita-cita memamerkan kemegahan Istiqlal pada tetamu dari daerah luar Jakarta yang akan mendarat di Bandara Kemayoran. Pembangunan pun dimulai pada 24 Agustus 1961. Ternyata, merobohkan benteng Belanda tak semudah dibayangkan. Ia begitu kokoh, sampai membutuhkan waktu sekira satu setengah tahun. Buku Saudagar Baghdad dari Betawi juga menyebutkan, perobohan benteng membutuhkan dinamit. “Saat benteng dibongkar dengan dinamit, kaca-kaca gedung di sekitar sini banyak yang retak,” kata seorang pelayan Restoran Ragusa Es Italia, seperti dikutip dari buku yang sama. Kebetulan, posisi restoran itu berada di samping Istiqlal. Batasnya hanya Kali Ciliwung.

Setelah tujuh belas tahun pembangunan, akhirnya Masjid Istiqlal diresmikan pada 22 Februari 1978. Pembangunan itu menelan banyak biaya, sampai miliaran rupiah. Yang menarik, pemenang sayembara desain yang akhirnya menjadi arsitek bangunan itu adalah Fredrerich Silaban, seorang Kristen Protestan. Masjid itu kini menjadi kebanggaan Indonesia. Keputusan Bung Karno menyulap taman menjadi tempat ibadah bisa dibilang tepat. Menurut Alwi, masyarakat tidak merasa kehilangan tempat rekreasi karena pembangunan itu. Kini, Taman Wilhelmina alias Taman Wijaya Kusuma mungkin menjelma dalam taman-taman indah di Jakarta. Wujudnya seperti Taman Suropati atau Taman Menteng. “Tapi lebih bagus Wilhelmina, lebih besar,” ucap Alwi sambil mengenang masa kecilnya yang pernah bermain di sana bersama orangtua.
Rangkayo Hitam merupakan seorang Raja Melayu Jambi yang sangat pemberani dan sakti, saat pemerintahan kerajaan dibawah kepemimpinan kakaknya Rangkayo Pingai, Rangkayo Hitam pernah mencegat upeti yang dikirimkan kakaknya kepada kerajaan Mataram yang waktu itu Kerajaan Melayu Jambi merupakan daerah jajahan kerajaan Mataram. Upeti itu berhasil digagalkan oleh Rangkayo Hitam, karena beliau berpendapat bahwa Kerajaan Melayu Jambi merupakan Kerajaan yang berdaulat dan tidak tunduk kepada Kerajaan manapun..


Mendengar adanya gejolak di Kerajaan Melayu Jambi yang tidak mau mengirimkan upeti ke Kerajaan Mataram dan tentang adanya seorang sakti bernama Rangkayo Hitam yang menggegalkan Upeti tersebut, maka Raja Mataram merencanakan akan melakukan penyerangan ke kerajaan Melayu yang disebut serangan Pamalayu dan segera memerintahkan seorang empu untuk membuat sebuah keris sakti yang akan digunakan untuk membunuh Rangkayo Hitam.

Mendengar hal tersebut, Rangkayo Hitam berangkat menuju Kerajaan Mataram untuk menggagalkan rencana tersebut. Di daerah mataram Rangkayo Hitam bertemu dengan seorang empu yang sedang membuat keris. Rangkayo Hitam bertanya kepada empu untuk siapa keris tersebut, empu itupun menjelaskan bahwa keris tersebut untuk Raja Mataram yang katanya akan digunakan untuk membunuh seorang sakti di Kerajaan Melayu Jambi yang bernama Rangkayo Hitam, saat itu empu juga menjelaskan bahwa keris tersebut dibuat dari tujuh macam besi yang diawali oleh huruf P, dan akan sempurna bila telah dimandikan di tujuh muara.

Rangkayo Hitam pun saat itu juga merebut keris tersebut dari tangan sang empu, dan mengatakan bahwa dialah Rangkayo Hitam. Empu itupun akhirnya tewas di tangan Rangkayo Hitam. Setelah mendapatkan keris, Rangkayo Hitam segera kembali ke Kerajaan Melayu untuk menyiapkan segala sesuatu jika nanti kerajaan Mataram jadi menyerang dan segera ia menyempurnakan keris tersebut di tujuh muara.. Hingga keris tersebut menjadi senjata sakti bagi Rangkayo Hitam.

Rangkayo Hitam sering meletakkan keris tersebut di sanggul rambutnya sehingga orang-orang sering menyebutnya dengan sebutan “Ginjai” yang berarti tusuk konde. Sampai akhirnya keris tersebut diberi nama Keris SIGINJAI.

Kerajaan gaib ini adalah kerajaan yang dimiliki oleh seorang manusia sakti yang bernama Orang Kayo Hitam. Orang Kayo Hitam adalah salah satu anak Orang Kayo Pingai, raja dari Kerajaan Jambi. Orang Kayo Hitam dikenal sangat sakti, sebuah kisah menceritakan dahulu Kerajaan Jambi selalu mengirim Upeti kepada Kerajaan Mataram di Jawa, namun kebiasaan tersebut kemudian di tentang oleh Orang Kayo Hitam. Pembangkangan tersebut membuat kerajaan Mataram berang sekaligus bimbang karena Orang Kayo Hitam dikenal sangat sakti dan memiliki pasukan gaib. Dengan bantuan peramal kerajaan dari Pemalang titik kelemahan Orang Kayo Hitam ditemukan, ia hanya bisa terbunuh oleh sebilah keris yang logamnya terbuat dari langit dan di sepuh oleh air sungai yang nama sungainya di awali dengan huruf "P". Penempahanya pun harus hanya boleh dilakukan pada setiap hari Jumat yang telah melewat 40 kali Jumat.


Namun upaya untuk membunuh Orang Kayo Hitam tidak juga berhasil karena sebelum keris berhasil dibuat, Orang Kayo Hitam berangkat sendirian menggunakan rakit ke tanah Jawa untuk menghancurkan keris tersebut beserta kerajaan Pemalang itu sendiri. Pada pertempuran tersebut Orang Kayo Hitam menang besar karena dipercaya dibantu oleh pasukan Jin yang jumlahnya 7 kali lipat dibandingkan jumlah pasukan Mataram. Sadar tak bisa dibunuh akhirnya kerajaan Mataram memilih jalan damai dan menawarkan Orang Kayo Hitam menjadi raja di salah satu kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Raja Mataram. Namun Orang Kayo Hitam menolak dan memilih kembali ke kampung halamannya dan menjadi raja menggantikan ayahnya. Pada saat menjabat, kerajaannya berkembang besar sehingga kerajaannya tak mampu menampung lagi rakyat yang semakin banyak. Akhirnya dengan kesaktiannya, ia menghancurkan sebuah bukit batu hingga terpecah menjadi sembilan bagian. Orang Kayo Hitam pun memerintahkan rakyatnya untuk mendirikan kerajaan-kerajaan kecil di lokasi tempat batu-batu tersebut jatuh. Namun kerajaan-kerajaan kecil tersebut tidak dipimpin oleh raja, melainkan oleh seorang Rio.

Sebelum meninggal dunia, Orang Kayo Hitam memerintahkan pasukan gaibnya untuk menjaga kesembilan kerajaan yang ia bentuk dari segala macam serangan, bencana alam dan sebagainya. Kini pasukan gaib milik Orang Kayo Hitam tersebut dipercaya memiliki kerajaan di Gunung Kerinci, gunung tertinggi di Indonesia yang terdapat di kabupaten Kerinci. Salah satu lokasi yang kerap terjadi penampakan adalah danau kerinci, disana kerap ditemui prajurit setinggi pohon kelapa tengah berbaris.
Dalam sejarah Los Angeles, ada satu pembunuhan yang menarik perhatian begitu luas. Bahkan setelah 60 tahun berlalu, kasus ini secara resmi dianggap sebagai tidak terpecahkan. Korbannya cuma satu orang, namun karakteristik pembunuhan ini begitu keji sehingga kasus ini mendapat tempat khusus di media. Kasus ini disebut pembunuhan Black Dahlia.

(Warning: Tulisan ini memiliki deskripsi yang kurang menyenangkan )

Mayat terpotong di lahan kosong
15 Januari 1947, Betty Bersinger berjalan keluar dari rumahnya di Los Angeles sambil membawa anak perempuannya yang masih berusia 3 tahun menuju sebuah toko sepatu. Ketika sampai di Leimert Park di dekat sudut Norton 39th, Betty dan putrinya melewati beberapa bidang lahan kosong yang ditumbuhi semak-semak.

Tidak berapa lama kemudian, mata Betty terpaku pada sesuatu berwarna putih di dekat semak-semak. Benda itu terlihat seperti sebuah manekin dari departemen store yang telah terpotong dua. Dipenuhi rasa ingin tahu, Betty mendekati objek itu.

Polisi segera dihubungi dan beberapa waktu kemudian, dua orang polisi bernama Frank Perkins dan Will Fitzgerald tiba di lokasi.

Kondisi Mayat
Mayat wanita itu terbaring telentang dengan lengan yang terangkat di atas bahunya. Kedua kakinya terbuka lebar dalam pose yang vulgar. Luka robek dan lecet memenuhi seluruh tubuhnya. Mulutnya disobek sehingga senyumnya melebar dari telinga satu ke telinga yang lain. Pada pergelangan tangan, pergelangan kaki dan lehernya, terlihat adanya bekas jeratan tali sehingga para penyelidik menyimpulkan kalau ia telah diikat dan disiksa selama beberapa hari.

Polisi menyimpulkan kalau ia telah dibunuh di suatu tempat dan mayatnya dibuang ke tempat itu pada malam hari. Ini terlihat dari tidak adanya darah pada tanah dan mayat itu. Sang pembunuh mungkin telah membersihkan mayat itu sebelum dibuang ke tanah kosong.

Kasus mutilasi mengerikan ini dengan segera menjadi prioritas utama kepolisian Los Angeles (LAPD) yang kemudian menugaskan detektif Harry Hansen dan partnernya Finis Brown untuk segera menyelidiki kasus itu.

Tidak berapa lama kemudian, hasil pemeriksaan FBI terhadap sidik jari mayat itu tiba di kantor LAPD. Perempuan yang dibunuh itu ternyata bernama Elizabeth Short, 22 tahun, yang berasal dari Massachusetts.

Setelah identitas korban diketahui, para detektif segera mengerahkan upayanya untuk menggali informasi mengenai perempuan ini supaya dapat menemukan petunjuk yang mungkin bisa mengarah kepada sang pembunuh.
Namun, mereka tidak menyangka kalau apa yang akan ditemukan berikutnya ternyata malah menjadi teka-teki yang membingungkan.

Siapa Elizabeth Short
Elizabeth Short lahir tanggal 29 Juli 1924 di Hydepark, Massachusetts. Beth yang masih muda kemudian pindah ke Hollywod untuk mengejar karir di bidang perfilman.


Ia dikenal sebagai perempuan yang gampang bergaul dan memiliki banyak kenalan. Wajahnya yang cantik membuatnya sering menarik perhatian para pria, bahkan di Holywood sekalipun dimana kecantikan adalah hal yang biasa.

Hansen lalu mengajak Beth pindah ke rumahnya bersama sejumlah artis lainnya. Kadang para artis ini menjadi penghibur bagi tamu-tamu yang datang ke klub Hansen. Dengan segera, Beth menjadi bagian yang tetap dalam kelompok Hansen. Kondisi ini cukup menguntungkan baginya karena karirnya di film tidak berkembang.

Quote:
Pada masa itu, film “The Blue Dahlia” yang diperankan Veronica Lake dan Alan Ladd beredar di masyarakat. Beberapa teman Beth mulai memanggilnya dengan sebutan Black Dahlia karena rambut hitamnya kesukaannya mengenakan pakaian hitam.

Siapa yang membunuh Beth?

Setelah kasus pembunuhan Beth tersebar luas di media, ada sekitar 60 pria dan wanita maju ke publik dan mengaku sebagai pembunuh sebenarnya. Namun, pengakuan-pengakuan ini tidak disertai oleh bukti yang bisa diverifikasi oleh pihak kepolisian sehingga semua pengakuan ini dianggap hanya sebagai usaha mencari sensasi.

Pada masa itu, kasus pembunuhan Black Dahlia adalah kasus penyelidikan kriminal terbesar yang pernah dilakukan LAPD sejak kasus pembunuhan Marion Parker yang terjadi pada tahun 1927. Karena besarnya skala penyelidikan ini, LAPD mendapatkan bantuan ratusan petugas dari badan lainnya.

Paket itu tiba di kantor harian Los Angeles Examiner yang segera diteruskan ke polisi. Di dalamnya ditemukan sebuah catatan yang terbuat dari guntingan-guntingan koran yang bertuliskan “Ini adalah barang-barang kepunyaan Dahlia…surat akan menyusul“.

Jika melihat kondisi mayat yang mengerikan, ada dua kemungkinan mengenai sang pembunuh.

Pertama, sang pembunuh adalah orang yang mengenal Beth dan mungkin telah membunuhnya karena dendam. Memang, pada kasus pembunuhan dimana mayat korban dirusak dengan kejam, pada umumnya, pelakunya memang orang yang mengenal korban.

Sedangkan kemungkinan kedua adalah pembunuh berantai. Teori pembunuh berantai memang teori yang paling populer dan dalam 60 tahun terakhir ini, beberapa peneliti independen telah mencoba melakukan penyelidikannya sendiri dan menghasilkan beberapa kesimpulan yang cukup kuat.

Selama 60 tahun terakhir ini, paling tidak ada 24 tersangka yang dianggap paling mungkin melakukan pembunuhan Black Dahlia, namun, saya hanya akan membahas beberapa nama yang paling populer.

Cleveland Torso Murder
Pada tahun 1930an, sebelum pembunuhan Beth, ada seorang pembunuh berantai yang meneror Cleveland. Pembunuh itu dikenal dengan julukan “Mad Butcher of Kingsbury Run“. Julukan terhadap kasusnya adalah “Cleveland Torso Killer“. Julukan ini didapatkan karena seluruh korban dimutilasi dengan sayatan yang rapi, persis seperti Beth.

Kasus pembunuhan ini ditangani langsung oleh Elliot Ness yang legendaris. Ness dikenal sebagai aparat yang berhasil menangkap dan memenjarakan mafia kelas kakap Al Capone.


Mungkinkah pembunuh dari Cleveland itu pindah ke California dan membunuh Beth?

George Hodel
Selain Janice Knowlton, ada satu orang lagi yang juga menulis buku yang menuduh ayahnya sebagai Black Dahlia Killer. Ia adalah Steve Hodel, seorang detektif bagian pembunuhan di LAPD.

Buku yang ditulisnya berjudul “Black Dahlia Avenger” dan terbit tahun 2003. Di dalamnya ia menuduh sang ayah, Dr.George Hodel, yang juga seorang ahli bedah, sebagai pembunuh Black Dahlia.

“Apa yang saya mengejutkan saya adalah adanya kemungkinan kalau pembunuhnya adalah seorang dokter bedah.” Kata Steve. “Bukan sekedar pemotong daging, bukan tukang jagal hewan, melainkan seorang ahli bedah yang terampil.”


Quote:
“Ketrampilan seperti ini hanya bisa dimiliki oleh mereka yang memiliki pengalaman dalam pembedahan.” Kata Wallack. Ia juga percaya kalau pembunuhnya adalah seorang dokter
.

Selain itu, Steve juga menemukan kalau ayahnya ternyata pengidap kelainan seksual Sadistic misogynist yang telah melakukan hubungan incest dengan anaknya sendiri, Tamar, saudara tiri Steve.

Steve juga percaya kalau beberapa kasus pembunuhan yang tidak terpecahkan lainnya mungkin dilakukan oleh ayahnya, seperti “Red Lipstick Murder”, yaitu pembunuhan terhadap Jeanne French yang mayatnya ditemukan satu bulan setelah Beth dengan huruf BD tertulis dengan lipstik merah di tubuhnya. Mayat French juga ditemukan di lahan kosong.

Namun, mungkin yang paling luar biasa adalah teori Steve kalau ayahnya juga adalah Zodiac Killer yang legendaris. Zodiac Killer adalah pembunuh berantai yang beroperasi di California pada tahun 1960an. Jumlah korbannya yang bisa diverifikasi adalah 7 orang, walaupun Zodiac sendiri mengaku telah membunuh 37 orang. Kasus Zodiac juga termasuk ke dalam kategori Tidak Terpecahkan.

Teori Steve ini cukup luar biasa, tetapi sepertinya ia punya dasar yang cukup kuat. Foto George Hodel ternyata sangat mirip dengan sketsa wajah Zodiac Killer yang dirilis oleh pihak kepolisian pada tahun 1960an.

Teori Hodel belum mendapat pengakuan dari LAPD dan bahkan dianggap mengada-ngada oleh banyak pihak. Walaupun begitu, teorinya cukup mendapat banyak apresiasi dari berbagai pihak, seperti deputi jaksa wilayah, Steve Kay, dan penulis buku mengenai Black Dahlia bernama James Ellroy.

Arnold Smith
St.John percaya kalau Arnold Smith dan Al Morrison adalah pria yang sama.
Selain pengakuan, rekaman itu juga menceritakan detail bagaimana Beth dibunuh. Smith bercerita kalau Beth datang ke kamar Al Morrison di Hollywood karena ia tidak punya tempat untuk menginap. Morrison lalu membawa Beth ke sebuah rumah di East 31st dekat San pedro dan mengajaknya berhubungan seks yang kemudian ditolak oleh Beth.

Morrison menjadi marah dan menganiaya Beth yang kemudian berujung pada pembunuhan dan mutilasi terhadap Beth.

Beberapa hari sebelum pertemuan itu, Smith ditemukan tewas dengan kondisi mengerikan di atas tempat tidurnya di Holland Hotel. Smith diduga merokok ketika ia tertidur sehingga tubuhnya terbakar habis bersama tempat tidurnya dan dokumen-dokumen lainnya yang diduga milik Beth.

Kematian Smith memang agak mencurigakan, namun polisi tidak menemukan bukti adanya kejahatan di dalam peristiwa itu. Misteri di dalam misteri.

Dengan kematian Smith, salah satu kunci yang mungkin bisa memecahkan misteri Black Dahlia lenyap untuk selama-lamanya.

Mungkinkah Arnold Smith pembunuh Black Dahlia yang sesungguhnya?
Sayang kita tidak bisa mengetahuinya.

Walaupun banyak petunjuk dan teori baru bermunculan, setelah lebih dari 60 tahun, pihak LAPD masih mengkategorikan kasus ini sebagai “Unsolved – tidak terpecahkan”. Namun, kasus ini masih menarik perhatian para peneliti independen. Mungkin dalam tahun-tahun berikutnya, kita akan mendengar teori-teori baru lainnya.

Penyebab hilangnya banyak orang di Laut Selatan sudah tak terhitung berapa banyak korban berjatuhan di sana. Mitos masyarakat sekitar mengatakan, bahwa itu karena ulah dendam sang Ratu Penguasa Laut Selatan. Tetapi penjelasan ilmiahnya bicara lain.

Kebanyakan para korban hilang adalah wisatawan domestik berusia sangat muda, sekitar 15 – 28 tahun. Mereka memiliki tujuan berlibur ke Pantai Laut Selatan untuk menikmati keindahan panorama alam pantai, sekaligus merasakan sensasi deburan ombak.

Mendadak sontak segala keceriaan musnah. Yang tertinggal hanya kepedihan akibat jatuhnya korban jiwa karena tergulung ombak dan terseret arus Pantai Laut Selatan yang terkenal ganas dan tidak terduga.


Lantas muncul sejumlah pertanyaan, apa penyebab utama terjadinya musibah itu? Siapa yang harus bertanggung jawab? Apa yang mesti dilakukan agar hal serupa tidak terulang?

Bagaimanapun, evaluasi atas peristiwa itu dan tindak lanjutnya jangan sampai menjadi kontraproduktif, khususnya bagi dunia pariwisata, dan mengurangi kecintaan terhadap pantai dan bahari.

Meski dengan data yang kurang lengkap, pihak berwenang telah mencoba menjelaskan, ada tiga faktor penyebab terjadinya musibah itu. Wisatawan kurang disiplin mematuhi rambu-rambu larangan berenang yang dipasang oleh petugas. Kurangnya jumlah petugas penjaga pantai. Minimnya peralatan dan perlengkapan untuk mengawasi pantai. Ketiga biang keladi itu bermuara kepada kesalahan manusia (human error).

Diambil Nyi Loro Kidul
Perihal musibah itu, penduduk setempat mempunyai jawaban sederhana, yakni para korban dipilih oleh Nyi Loro Kidul sebagai tumbal Laut Selatan. Menurut kepercayaan mereka, para korban mungkin keturunan selir Prabu Siliwangi yang akan dijadikan budak atau balatentara Ratu Laut Selatan. Itu sebabnya korban biasanya masih muda belia.

Boleh percaya boleh tidak. Namun, legenda Penguasa Laut Selatan itu hidup secara turun-temurun di sanubari masyarakat Pulau Jawa, khususnya kaum nelayan dan penduduk sepanjang pantai selatan Pulau Jawa (di tengah masyarakat itu terdapat banyak versi yang berkaitan dengan legenda Penguasa Laut Selatan – Red). Menurut legenda masyarakat pesisir selatan Jawa Barat, Nyi Loro Kidul adalah penjelmaan dari Putri Kadita, salah satu putri tercantik Prabu Siliwangi.


Quote:
Syahdan pada masa Prabu Siliwangi memerintah di Kerajaan Pajajaran, ia memiliki seorang permaisuri cantik dan sejumlah selir. Suatu ketika sang permaisuri melahirkan anak perempuan cantik pula, bahkan melebihi kecantikan ibundanya. Ia dinamai Putri Kadita, putri nan cantik jelita.

Kebaikan hati dan kecantikan Putri Kadita menimbulkan rasa iri para selir yang takut tersisih dari hadapan Prabu Siliwangi. Mereka bersekongkol menghancurkan kehidupan Putri Kadita dan ibunya. Keduanya diguna-guna hingga menderita sakit kulit yang sangat parah di sekujur tubuh. Di bawah pengaruh sihir para selir, Prabu Siliwangi pun mengusir keduanya dari keraton karena dikhawatirkan mereka akan mendatangkan malapetaka bagi kerajaan.

Dalam kondisi mengenaskan, Putri Kadita dan ibunya pergi tanpa tujuan yang jelas. Sang permaisuri tewas dalam pengembaraan, sedangkan Putri Kadita terus berjalan ke selatan sampai akhirnya tiba di sebuah bukit terjal di Pantai Karanghawu dengan deburan ombak dahsyat dan pemandangan alam yang indah. Karena amat kelelahan, Putri Kadita tertidur pulas.

Dalam tidur ia bermimpi bertemu dengan orang suci yang menasihati agar sang putri menyucikan diri dengan melompat ke laut untuk mendapatkan kesembuhan, mengembalikan kecantikannya, sekaligus beroleh kekuatan supranatural untuk membalas penderitaan yang dia alami.

Begitu terbangun, tanpa ragu Putri Kadita melompat dari tebing curam ke tengah gulungan ombak, dan tenggelam ke dasar Laut Selatan. Mimpinya pun menjadi kenyataan. Selain sembuh dan kembali cantik, ia juga beroleh kekuatan supranatural serta keabadian. Namun, sang putri harus tetap bersemayam di Laut Selatan. Sejak itu ia menjelma menjadi Nyi Loro Kidul (loro = derita, kidul = selatan), sang Ratu Penguasa Laut Selatan. Konon banyak nelayan yang secara tidak terduga (bahasa Sunda: kawenehan) melihat sosok putri cantik jelita yang tiba-tiba muncul dari balik gulungan ombak.

Dengan kekuatan supranaturalnya Nyi Loro Kidul acap membalas dendam atas penderitaan yang pernah dia alami dengan meminta korban, khususnya keturunan para selir Prabu Siliwangi yang pernah menyakitinya. Benarkah demikian? Entahlah boleh percaya atau tidak.

Untuk meredam kemarahan Nyi Loro Kidul, setiap 6 April nelayan Pelabuhan Ratu melakukan Upacara Laut berupa memberikan persembahan kepala kerbau dan sesaji lain. Tujuannya, agar mendapat keselamatan, perlindungan, dan hasil tangkapan ikan yang melimpah. Sebagai upaya melestarikan legenda itu, sebuah Hotel di Pelabuhanratu pun menyediakan kamar khusus bernomor 308 sebagai tempat peristirahatan sang Ratu.

Gabungan gelombang
Sudut pandang ilmiahnya tentu saja tidak seperti cerita di atas. Bila disimak, kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa lebih banyak terjadi di pantai landai berpasir dibandingkan dengan pantai terjal berbatu. Ini dapat dipahami mengingat wisatawan yang berenang umumnya terkonsentrasi di kawasan pantai landai berpasir. Sedangkan mereka yang berkunjung di pantai terjal berbatu biasanya tidak berani berenang, hanya bersantai ria sambil menikmati panorama pantai dari ketinggian.

Mengapa justru pantai landai berpasir yang sering meminta korban jiwa? Dengan analisis melalui pendekatan ilmu kebumian (geologi) dapat ditafsirkan, penyebab utama kecelakaan itu adalah kombinasi antara gulungan ombak dan seretan arus. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu karakter ombak, konfigurasi dasar laut, dan mekanisme interaksi kedua faktor itu.

Karakter ombak laut (wave) di pesisir selatan Pulau Jawa, mulai dari pesisir Blambangan di Jawa Timur hingga Ujung Kulon di Propinsi Banten, umumnya berenergi tinggi dengan ombak besar. Ini karena pantai berbatasan langsung dengan laut lepas. Berdasarkan teori, ada tiga faktor pemicu terjadinya ombak, yaitu arus pasang-surut (swell), angin pantai (local wind), dan pergeseran (turun-naik) massa batuan di dasar samudera.

Jenis ombak lain yang sangat berbahaya di Pantai Selatan adalah gelombang tsunami. Gelombang ini dipicu oleh pergeseran naik-turunnya massa batuan di dasar samudera. Interaksi antara ketiga jenis gelombang (swell, gelombang angin lokal, dan tsunami) itu diyakini dapat menghasilkan gelombang dahsyat yang tiba-tiba datang menyapu pantai.

Bentuk morfologi dasar laut di sejumlah lokasi Pantai Selatan juga sangat memungkinkan terjadinya hempasan gelombang dahsyat ke pantai yang sekaligus memicu terjadinya arus seretan
Gunung Kelud, barangkali tidak seterkenal Gunung Merapi di Jawa Tengah, bahkan mungkin sebagian orang baru mengenal Kelud setelah gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Blitar dan Kediri itu meletus dahsyat pada bulan Februari 2014 lalu.

Namun, bagi sebagian orang yang mengenal gunung yang 'hanya' setinggi 1.776 meter dari bawah permukaan laut (Mdpl), tentu tidak akan heran gunung itu membuat heboh Indonesia, karena sempat 'melumpuhkan' aktivitas kehidupan hampir seluruh Pulau Jawa.

Kelud yang dalam bahasa Belandanya disebut Klut, Cloot, Kloet atau Kloete ini, telah melakukan geliatnya sejak abad ke-15. Kelud tidak kalah serita mistiknya dengan Gunung Merapi di Jawa Tengah.



Kemistikan Kelud

Jika letusan Gunung Merapi sering dikaitkan dengan bakal adanya pergantian kekuasaan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Salah satu yang diyakini adalah ketika naiknya Panembahan Senopati sebagai penguasa Mataram Islam. Di salah satu bagian buku Babad Tanah Jawa disebutkan Panembahan Senopati berhasil mengalahkan Raja Pajang Sultan Hadiwijaya, yang notabene adalah ayah angkatnya dibarengi dengan letusan Gunung Merapi.

Lalu, apa cerita di balik letusan Gunung Kelud yang berada di tiga kabupaten Jawa Timur itu, Blitar, Kediri dan Malang, yang termasuk gunung teraktif di tanah air bersama Gunung Merapi, Jawa Tengah?

Gunung tersebut bertipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif hingga dampak letusan pada Kamis malam mencapai ratusan kilometer.

Wikipedia menyebutkan korban dari gunung tersebut mencapai 15.000 jiwa, yang dimulai sejak 1586 dengan jumlah 10.000 jiwa termasuk pada 1919.
Kelahiran Tokoh Besar

Pada abad ke-20, terjadi beberapa kali erupsi sejak 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990, kemudian abad ke-21, terjadi pada 2007, 2010 dan 2014.

Setidaknya bersamaan dari letusan Gunung Kelud tersebut, lahir dua tokoh yang menjadi cikal bakal pemimpin besar di nusantara ini, yakni, Hayam Wuruk, Raja ke-4 Majapahit dan Ir Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.

Buku "Sejarah Raja-Raja Jawa dari Mataram Kuno hingga Mataram Islam" karya Krisna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad, menyebutkan Hayam Wuruk lahir dari pasangan Tribhuwana Wijaya Tunggadewi dan Kertawardhana Bhre Tumapel (Cakradara) pada 1334.


Kelahiran Hayam Wuruk yang bermakna "ayam terpelajar" itu, versi Pararaton atau Wu-lao-po-wi (versi kronik Jawa) merupakan cucu dari Dyah Wijaya dan Gayatri dari pihak ibu, atau cucu dari Kebo Anabrang dari pihak ayah.

Dalam buku itu juga menyebutkan kelahiran Hayam Wuruk tersebut bersamaan dengan meletusnya Gunung Kelud dan gempa bumi di Panbanyu, serta ditandai dengan pengikraran "Sumpah Palapa" dari Patih Amangkubhumi Gajah Mada.

Hingga saat dirinya berusia 17 tahun, dinobatkan menjadi Raja Mahapahit ke-4 menggantikan Tribhuwana Wijaya Tunggadewi.
Jaman Keemasan

Semasa pemerintahannya itu, Majapahit berhasil mengembangkan wilayah kekuasannya sampai ke seluruh nusantara.

Dari Wikipedia menyebutkan Kitab Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII dan XIV, berikut adalah daerah-daerah yang diakui sebagai taklukan atau bawahan Majapahit (disebut sebagai mancanagara). Negara-negara taklukan di Jawa tidak disebut karena masih dianggap sebagai bagian dari "mandala" kerajaan.


Nusantara

Sumatra disebut di Negarakretagama sebagai "Melayu" meliputi Jambi, Palembang, Keritang, sekarang kecamatan Keritang, Indragiri Hilir Teba (Muaro Tebo, Jambi), Darmasraya (Kerajaan Malayu Dharmasraya), Kandis, Kahwas, Minangkabau (masyarakat periode pra-Pagaruyung), Siak, masyarakat pra-Kesultanan Siak, Rokan (Rokan Hilir-Rokan Hulu) Kampar, Pane (Panai), Kampe (Pulau Kampai, pulau di Kabupaten Langkat sekarang), Haru (atau Aru, berpusat di Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang sekarang), Mandailing, Tamihang (Aceh Tamiang), Perlak (Peureulak), Padang Lawas, Samudra, Lamuri (pusatnya sekarang berupa desa di Kabupaten Aceh Besar), Bantan (Pulau Bintan)Lampung dan Barus (atau Pancur, kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah sekarang) Kalimantan disebut sebagai "Nusa Tanjungnegara" dan/atau "Pulau Tanjungpura", meliputi, Kapuas-Katingan (sekarang Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Katingan di Kalteng), Sampit (sekarang ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur), Kuta Lingga (artinya kota lingga, situs Candi Laras/Kerajaan Negara Dipa), Kuta Waringin (artinya kota beringin, masyarakat pra-Kerajaan Kotawaringin, sekarang Kabupaten Kotawaringin Barat) dan Sambas (Kerajaan Sambas kuno, sekarang Kabupaten Sambas).

Lawai (sungai Kapuas di Kalbar), Kadandangan (sekarang kecamatan Kendawangan, Ketapang), Landa (Kerajaan Landak, sekarang Kabupaten Landak), Samadang (Semandang, wilayah Kerajaan Tanjungpura), Tirem (Tirun/Kerajaan Tidung, sekarang kota Tarakan), Sedu (di Serawak), Barune (sekarang negara Brunei), Kalka (sungai Kaluka atau Krian di selatan Sarawak), Saludung (Kingdom of Maynila), sekarang Kota Manila, Filipina), Solot (kerajaan masyarakat suku Buranun, penduduk asli yang mendiami pegunungan di Kepulauan Sulu cikal bakal suku Suluk/Kesultanan Sulu), Pasir (masyarakat pra-Kesultanan Pasir, sekarang Kabupaten Paser), Barito (sekarang Kabupaten Barito Utara).

Sawaku (atau Sawakung di Berau atau kecamatan Pulau Sebuku, Kotabaru), Tabalung (sekarang Kabupaten Tabalong dengan kotanya Tanjungpuri di tepi sungai Tabalong, ibukota pertama kesultanan Banjar pada era Hindu), Tanjung Kutei (Kesultanan Kutai Kartanegara yang beribukota di Kutai Lama) dan Malano ("di Nusa Tanjungpura", masyarakat suku Melanau di Serawak dan Kalimantan Barat).

Malaysia Barat yang disebut sebagai "Hujung Medini", Pahang, negara bagian Pahang, Malaysia, Langkasuka, Saimwang, Kelantan, Terengganu, Johor, Paka, sekarang cuma merupakan desa nelayan, Muar, sekarang distrik di Johor, Dungun, sekarang adalah desa nelayan di Terengganu, Tumasik, sekarang menjadi negara Singapura, Kelang, (Selangor), Kedah, Jerai dan Kanjapiniran.

Termasuk juga wilayah Indonesia bagian timur, atau Timur Jawa, yakni, Bali (yang disebut adalah Badahulu dan Lo Gajah), Gurun, Sukun, Taliwang (di Pulau Sumbawa)Pulau Sapi, Dompo (Dompu), Sang Hyang Api (Pulau Sangeang), Bima Seram, Hutan Kendali (Pulau Buru), Pulau Gurun atau Lombok Merah, Sasak (dikatakan "diperintah seluruhnya"), dan Bantayan (Bantaeng) Luwuk (Kesultanan Luwu), Udamakatraya dan pulau lain-lainnya, "Pulau" Makasar, Pulau Buton (Kesultanan Buton), Pulau Banggawi (Kepulauan Banggai), Kunir, Galian, Salayar (Pulau Selayar), Sumba, Solot (Pulau Solor), Muar, Wanda(n) (Kepulauan Banda), Ambon atau pulau Maluku, Wanin (Semenanjung Onin, di Kabupaten Fakfak). Seran (Pulau Seram) dan Timor.

Siam, Ayodyapura, Darmanagari Marutma, Rajapura, Singanagari Campa, Kamboja, dan Yawana disebut bukan sebagai bawahan tetapi sebagai negara sahabat (mitreka satata).
Putra Sang Fajar

Putra Sang Fajar Demikian pula, Presiden RI Pertama Soekarno yang dilahirkan dua pekan setelah Gunung Kelud meletus pada 22-23 Mei 1901 pukul 06.00 WIB dari pasangan suami istri, Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai pada 6 Juni 1901.

Sebelumnya Soekarno bernama Koesno Soesrodihardjo, tetapi karena sering sakit-sakitan hingga namanya diganti menjadi Soekarno.

Ibundanya berkata, "Kelak engkau akan menjadi orang yang mulia, engkau akan menjadi pemimpin dari rakyat kita, karena ibu melahirkanmu jam setengah enam pagi di saat fajar menyingsing." "Kita orang Jawa mempunyai kepercayaan, bahwa orang yang dilahirkan di saat matahari terbit, nasibnya telah ditakdirkan terlebih dahulu. Jangan lupakan itu! Jangan sekali-kali kau lupakan Nak, bahwa engkau ini putra sang fajar".

Perkataan itu terbukti Presiden Soekarno yang dikenal dengan Bung Karno itu menjadi Presiden RI pertama, dan namanya harum di seluruh dunia dengan nasionalismenya yang tinggi hingga dapat mempersatukan seluruh wilayah di nusantara, dan dia pun sangat anti kolonialisme dan imperialisme.
Kraton atau pusat istana kerajaan Kediri dengan rajanya yang termasyhur karena terbukti kebenaran ramalannya, Sri Aji Jayabaya, merupakan misteri karena lokasinya belum ditemukan siapapun. Adapun lokasi pamuksan dan makam beliau telah diketahui umum berada di daerah Mamenang, di sebelah timur Kediri. Demikian pula menurut pengetahuan umum lokasi kraton Kediri semasa pemerintahan Jayabaya berada di sekitar wilayah kaki Gunung Kelud dianggap telah musnah terlanda lahar letusan gunung itu.



Dalam menguak misteri kraton Jayabaya masa silam, di samping mengacu pada peninggalan arkeologis dan transkrip yang berhasil ditemukan para pakar dalam bidang tersebut, perlu juga mengkaji ilustrasi masa kini wilayah kerajaan Kediri; di pusat kota Kediri di sisi timur sungai Brantas terdapat sebuah pasar tradisional, Setono Bethek, istana bambu. Ada lagi Setono Gedhong, istana batu. Tempat-tempat tersebut benarkah ada kaitan dengan istana kerajaan Kediri di masa silam? Atau sekadar makam para ulama penyebar agama Islam belaka? Ada sebuah nama lain di tepi Barat sungai Brantas yang menarik: Bandar Lor, Bandar Kidul. Tampaknya memang di masa silam sebuah pelabuhan kuno!


Pada kira-kira 1135 maraklah raja Kediri kelak kemudian menjadi raja besar Nusantara: Joyoboyo, Jayabaya, atau Jayabhaya. Kekuasaannya berpusat di Kediri, Jatim, dan wilayah di bawah pengaruh kekuasaannya mencakup seluruh Pulau Jawa (Java) ditambah Jambi, Tidore, dan Kalimantan.Sejarah mencatat Sri Krtanegara yang mengucapkan sumpah “Pamalayu” dalam mempersatukan Nusantara, pada akhirnya gagal karena keburu diserang pasukan Kediri, Jayakatwang dengan bantuan sang putra mahkota Raden Ardaraja yang juga merupakan salah satu anak mantu sri Krtanegara penguasa Singosari, di samping juga anak mantu lainnya Raden Wijaya yang bersikap netral dalam kemelut tersebut. Dengan bantuan orang dalam di kerajaan Singosari tersebut akhirnya pasukan Kediri berhasil mengalahkan Singosari dan sekaligus Sri Krtanegara sendiri gugur dalam serbuan pasukan Kediri yang sama sekali di luar dugaan tersebut. Dengan gugurnya Krtanegara maka berakibat Singosari pun pun runtuh. Pada masa pemerintahan Jayabaya kekuatan militer kerajaan maritim Kediri terletak pada angkatan lautnya yang kuat pada masanya hingga mampu menjaga wilayah kerajaan di seberang pulau yang jauh dari pusat kekuasaan di pedalaman Jawa bagian timur itu.
Kota Kediri yang kita kenal sekarang dibelah oleh sungai Brantas, sungai itu lebarnya kurang lebih 1000 meter.

Di masa silam, kapal-kapal perang dan dagang diperkirakan bisa melayari sungai Brantas sepanjang aliran mulai dari pelabuhan laut di Surabaya terus masuk ke pedalaman hingga merapat pusat kota Kediri, sekarang lokasi pelabuhan di tepi sungai di Kediri itu diberi nama pelabuhan Jayabaya, lokasinya di daerah yang kini bernama Bandar Lor.
Satu kilometer ke barat sejak pelabuhan Bandar atau pelabuhan Jayabaya tersebut terbentang jalan lurus menuju bukit KLOTHOK (arti harfiahnya: KOLO THOK, banyak kolo, banyak penyakit). Sebuah prasasti batu raksasa masih menjadi misteri asal-usulnya, diperkirakan dibangun di masa jaman keemasan kerajaan Kediri, yaitu era Jayabaya. Prasasti berbentuk goa berukuran 3 x 10 meter itu diberi nama Mangleng (artinya museum). Bangunan goa Mangleng atau Selomangleng, yang juga disebut museum Jayabaya yang didirikan sekitar tahun 1150-an pada masa Jayabaya itu letaknya cukup terlindung berada di antara bukit-bukit. Di sebelah depan (50 meter) adalah bukit Mas Kumambang yang menurut penduduk setempat terkenal dengan legenda maling sakti. Maling sakti yang hidup di masa kolonial Belanda itu bernama Ki Boncolono bersama dua sahabatnya Tumenggung Poncolono dan Tumenggung Mojoroto. Kuburan ketiganya berada di puncak bukit Mas Kumambang. Pemkot Kediri telah membangun tangga cor menuju puncak Mas Kumambang.


Mengapa cuma membangun sebuah goa batu alam dibandingkan tigaratus tahun sebelum itu telah berdiri Candi Borobudur yang megah di Jawa Tengah?
Diperkirakan Goa Selomangleng merupakan bagian dari bukit Mas Kumambang (emas terapung), akan tetapi kemudian dipisahkan oleh jalan melingkari bukit tersebut, sehingga goa itu dapat dicapai dari dua jurusan.
Jika kita mendaki bukit Klotok itu lurus saja tepat setelah menempuh sekitar dua kilometer ke arah puncak bagian tengah, kita dapat menjumpai dan menemukan petilasan Dewi Kilisuci, tepat di sisi air terjun kecil mengalir ke bawah, menjadi sungai kecil. Dewi Kilisuci merupakan salah seorang anak Prabu Erlangga atau Airlangga yang bertakhta di Kediri pada 1035.

Petilasan Prabu Jayabaya yang dikenal sekarang di desa Mamenang atau Pamenang kec. Pagu berada sekitar enam kilometer ke arah timur pusat kota Kediri berada di kawasan kaki gunung Kelud.

Pusat kerajaan Kediri diperkirakan berada di sekitar Goa Selomangleng, ada sebuah daerah Boto Lengket yang sekarang dijadikan markas Brigif (Brigade Infantri) XVI. Di lokasi Boto Lengket dekat desa Bujel itu tanpa sengaja telah ditemukan batu-batu bata berukuran besar terpendam dalam tanah yang mungkin merupakan bekas bahan pondasi bangunan. Menurut Babad Kadhiri, “Negara Daha sing dumunung ing sisih kulone Kali Brantas, ing wetane Desa Klotok lan Geneng banjur salin aran dadi negara Kediri,” (terjemahan bebas kurang lebih, “Kerajaan Daha yang berkedudukan di sisi sebelah barat Sungai Brantas, dan berada di sebelah timur Desa/Gunung Klotok dan Desa Geneng maka di kemudian hari berganti sebutan menjadi Kerajaan Kediri,”) ada keccokan wilayah sekitar Boto Lengket, Desa Bujel yakni lokasinya berada di antara gunung Klotok dan Sungai Brantas sebagai lokasi pusat kraton Kediri. Penemuan itu belum pernah dipublikasikan, karena masih bersifat penemuan pribadiDiperkirakan tepat di markas Brigif XVI yang baru dibangun dalam dua tahun terakhir, itulah letak pusat Kerajaan Kediri di masa pemerintahan Prabu Sri Aji Jayabaya.

Dari segi strategi perang, maka lokasi itu sangat strategis untuk medan pertahanan dari serangan musuh. Letaknya berada di antara bukit-bukit yang berhutan lebat di masa lalu, cocok untuk berlindung sementara bila diserang musuh. Dan untukmengundurkan diri dari serangan besar-besaran dapat masuk hutan di kaki bukit Klotok. Ditambah lagi pada masa silam, dari puncak bukit Mas Kumambang seorang prajurit dapat mengawasi pelabuhan dan seluruh kota Kediri, sekaligus memberikan isyarat kedatangan musuh yang menyerang dari sungai atau dari daratan.

Memang benar-benar strategis tempat itu dalam strategi perang kuno.
Di sekitar daerah hipotesis kraton di bagian sebelah utara kawasan itu terdapat sumber mata air yang sampai hari ini tidak pernah kering sekalipun kemarau panjang.

Demi efektifnya roda pemerintahan maka lokasi kraton itu tidak begitu jauh dari pelabuhan hipotesis Bandar. Tatkala tamu kehormatan kerajaan datang melalui sungai brantas, perjalanan tidak begitu jauh untuk sampai tujuan di Keraton Kediri.


‎(COPAS) Sekelumit cerita di MISTERIGunung Klothok dan Selo Bale tempat pertapaan Dewi Kili Suci, semoga menambah Wawasan pendukung explorasi Peradaban Nuswantara: Babat Kadhiri menyebut sekilas mengenai perilaku orang Kediri yang meniru-niru laku Dewi Kilisuci, akan tetapi sayangnya meniru dalam fasal adigang, adigung, dan adiguna, baik kaum wanitanya maupun kaum prianya. Konon terdapat kutukan pada kerajaan Kediri tatkala terlibat dalam peperangan dengan musuh sebagai berikut, “Jika pasukan Kediri menyerang musuh di daerah lawan lebih dulu akan selalu memenangkan pertempuran, akan tetapi sebaliknya jika musuh langsung menyerang ke pusat kerajaan Kediri lebih dulu maka musuh itu akan selalu berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang.” Barangkali karena kutukan itulah konon para presiden Republik Indonesia selalu menghindari untuk singgah ke kota Kediri dalam setiap perjalanan di wilayah Jawa Timur. Mungkin tatkala sedang singgah di kota Kediri mereka beranggapan akan mudah diserang oleh musuh atau lawan politiknya.

Berkaitan turun takhtanya Sri Baginda Erlangga atau Airlangga sejarah kemudian mencatat atas perintah baginda maka kerajaan dibagi dua oleh Mpu Bharada, dan masing-masing bagian kerajaan, Daha dan Jenggala, dipimpin oleh putra dari selir Erlangga.

Sebuah pengalaman singkat mengunjungi situs pertapaan Dewi Kilisuci pada 1990-an selama beberapa minggu, maka siapa pun yang beruntung tatkala mengunjungi goa batu alami di punggung gunung Klotok sebelah Timur segaris lurus dengan Goa Selomangleng akan menjumpai seorang pertapa sepuh berusia delapan puluhan. Tampilannya biasa saja seperti petani, ia tidak mengenakan apapun selain celana panjang dan baju safari, pakaiannya itu pun tampak sudah tua. Ia seorang diri berada di tengah hutan belantara Klotok yang masih cukup lebat di masa itu. Air terjun di mulut goa tak henti mengalirkan air jernih dari sumber mata air berupa bebatuan cadas di punggung gunung itu.

Pertapa itu berambut putih, bertubuh langsing, wajahnya tampak berseri-seri. Ia tidak banyak bicara apalagi jika tidak ditanya oleh orang yang beruntung dapat menjumpainya di goa Selobale tersebut.

“Bapak tinggal sendirian di sini sedang melakukan apa?”
“Saya hanya menjaga tempat ini atas dawuh susuhunan kraton Solo. Karena kami dari kraton Solo menganggap di sinilah tempat pertapaan Dewi Kilisuci yang sebenarnya, dan bukan di Goa Mangleng di bawah sana maupun di tempat lainnya, Selomangleng itu hanya sebuah museum belaka,” katanya penuh keyakinan
Gulungan Tembaga atau Copper Scroll (3Q15) adalah salah satu dari Gulungan Laut Mati yang ditemukan di Gua Qumran 3 dekat Khirbet, tetapi berbeda secara signifikan dari yang lain. Sementara gulungan lainnya ditulis pada perkamen atau papirus, gulungan tembaga ini ditulis pada logam: tembaga dicampur dengan sekitar 1 persen timah. Tidak seperti yang lain, gulungan ini tidak berisi karya sastra, tapi daftar lokasi di mana berbagai harta, emas dan perak dimakamkan atau disembunyikan.


Quote:
1:1 In the ruin that is in the valley of Acor, under
1:2 the steps, with the entrance at the East,
1:3 a distance of forty cubits: a strongbox of silver and its vessels
1:4 with a weight of seventeen talents.
Begitulah kira-kira terjemahan kolom pertama dari Copper Scroll, salah satu gulungan yang paling menarik, dan membingungkan, yang ditemukan di antara koleksi yang dikenal sebagai Gulungan Laut Mati. Terdengar seperti sesuatu dari film Indiana Jones, teks Copper Scroll (3Q15) menjelaskan sejumlah besar harta karun. Ditemukan pada tahun 1952 di Gua 3 di Khirbet Qumran di tepi Laut Mati, salah satu dari beberapa gulungan yang ditemukan, telah berada disana selama hampir 2.000 tahun.

Sebagian besar dari apa yang disebut "Dead Sea Scrolls" ditemukan oleh Bedouin dan dijual melalui dealer barang antik, tapi yang gulungan tembaga ini benar-benar ditemukan oleh arkeolog. Pada zaman kuno teks dokumen telah ditorehkan pada lembaran tipis tembaga yang kemudian digulung bersama-sama.

Quote:
Pada saat ditemukan, bagaimanapun, dokumen itu digulung menjadi dua gulungan terpisah dan tembaganya sangat teroksidasi serta terlalu rapuh untuk membuka gulungan. Selama lima tahun sarjana dan ahli membahas cara-cara membuka gulungan itu. Akhirnya, mereka memutuskan untuk memotong gulungan itu menjadi beberapa bagian dari luar dengan menggunakan gergaji kecil.

Setelah bekerja dengan sangat hati-hati, mereka memotong gulungan menjadi 23 strip, masing-masing melengkung ke dalam setengah silinder. Sebelum dipotong, seorang pakar merasa melihat kata-kata untuk perak dan emas dan menyarankan bahwa gulungan itu daftar harta karun. Tentu saja, ketika itu diuraikan, ternyata sarjana tersebut benar!

Bagaimana dengan semua harta itu? Harta siapa itu? Apakah ada yang menemukannya? Jawaban untuk pertanyaan terakhir adalah, tidak, setidaknya itu yang para peneliti katakan.

Harta-harta yang dijelaskan dalam Copper Scroll terdiri dari sejumlah besar emas dan perak, serta banyak koin dan barang emas. Sulit untuk mengetahui berapa nilai harta-harta yang dijelaskan dalam gulungan, karena kita tidak mengetahui satuan berat yang digunakan dalam gulungan sebenarnya setara dengan apa, tetapi diperkirakan pada tahun 1960, nilai total dari harta-harta tersebut diatas US $ 1.000.000


Dengan daftar harta sebesar ini, Anda mungkin bertanya, mengapa tidak semua orang keluar mencari harta karun itu? (Dan mungkin bertanya mengapa Stephen Spielberg belum membuat film tentangnya?) Yang benar adalah, beberapa orang memang berusaha mencarinya, tetapi sangat tidak mudah untuk menemukannya. Mengapa tidak mudah? Pertama adalah kita tidak tahu arti semua kata yang ada dalam teks tersebut. Teks di gulungan tembaga kebanyakan adalah bahasa Ibrani kuno, yang tentu saja merupakan bahasa yang dikenal, tapi kebanyakan teks Ibrani kuno yang kita miliki dan ketahui artinya adalah teks-teks yang berkaitan dengan agama, sedangkan teks Copper Scroll tidak satupun yang berkaitan dengan agama. Sebagian besar kosakata dalam Copper Scroll sama sekali tidak ditemukan dalam Alkitab atau apapun yang kita miliki dari zaman kuno.

Tidak hanya masalah kosakata yang membuat kita kesulitan, beberapa lokasi geografis saat teks dibuat tidak dikenal lagi saat ini, banyak yang terlalu spesifik dan beberapa merujuk ke tempat-tempat yang tidak lagi ada.


Ada beberapa orang yang telah menyarankan bahwa harta yang disebut di dalam Copper Scroll tidak pernah benar-benar ada, dan Copper Scroll hanyalah sebuah karya fiksi. Bahkan jika harta itu memang ada, kita tidak tahu dari mana asalnya atau milik siapa harta-harta itu. Beberapa teori lainnya yang berusaha menjelaskan asal-usul harta tersebut adalah seperti dibawah ini:

Teori Pertama: harta tersebut bisa jadi adalah berasal dari komunitas Qumran. Kesulitan teori ini adalah bahwa komunitas Qumran adalah komunitas pertapa, dan biasanya para pertapa tidak memiliki harta yang cukup banyak.

Teori Kedua, harta tersebut bisa jadi berasal dari Bait Suci Kedua. Namun, Yosefus menyatakan bahwa harta utama bait atau kuil itu masih berada di dalam kuil ketika jatuh ke tangan Romawi, dan juga bahwa teks-teks Qumranic lainnya tampaknya terlalu kritis terhadap imam-imam kuil sehingga penulis-penulis mereka tak mungkin cukup dekat dengan imam-imam kuil untuk membawa harta mereka untuk diamankan. (The Arch of Titus menunjukkan beberapa item bait kedua dibawa ke Roma)

Teori Ketiga
, harta tersebut bisa jadi berasal dari Bait Suci Pertama, yang dihancurkan oleh Nebukadnezar, raja Babel, pada tahun 586 SM. Teori ini tidak cocok dengan karakter gulungan lain, dan Copper Scroll ini ditulis terlalu terlambat untuk teori ini.

Semua teori diatas hanyalah tebakan. Darimana harta-hata tersebut, Siapa pemiliknya, dan apa yang terjadi, kita mungkin tidak pernah tah
Quote:
Meski kalah perang, Jepang tak mau menyerah begitu saja. Untuk menghadapi Sekutu, dibentuklah sejumlah perkumpulan rahasia. Anggota Kipas Hitam membantu gerakan Dood alle Inlanders (bunuh semua bangsa Indonesia).

Setelah Jepang menyerah terhadap Sekutu pada 14 Agustus 1945, Departemen Propaganda (Sendenbu) di bawah pimpinan Hitoshi Shimizu berusaha melakukan perlawanan. Dia mendirikan perkumpulan rahasia Ular Hitam, berisi orang-orang Indo-Belanda bermarkas di Bogor; Chin Pan, menampung orang-orang Tionghoa; dan yang terpenting adalah Kipas Hitam.


Quote:
“Kipas Hitam dibentuk untuk mempersiapkan orang-orang Indonesia melakukan perang kemerdekaan di bawah bimbingan Jepang,” tulis Joyce C. Lebra dalam Tentara Gemblengan Jepang.

Menurut Aiko Kurasawa dalam Mobilisasi dan Kontrol, Shimizu adalah seorang propagandis profesional yang memulai kariernya di China pada 1930-an. Dia kembali ke Jepang pada 1940 dan bergabung dengan Persatuan Pembantu Pemerintahan Kekaisaran (Taisei Yokusankai), organisasi massa bentukan pemerintah Jepang, yang kemudian menjadi model bagi Jawa Hokokai. Dia juga bergabung dengan Toa Remmei (Federasi Asia Timur).
Shimizu, sebagai dikutip Lebra, ingat,

Quote:
“Saya berafiliasi dengan Toa Remmei di masa lalu, dan saya punya gagasan untuk mengembangkannya di Indonesia sebuah gerakan spiritual populer yang mencerahkan, yang bisa disebut sebagai gerakan Asia.”
Shimizu sempat berhenti dan bekerja di Biro Penerangan Kabinet (Naikaku Johokyoku), hingga ditarik oleh Angkatan Darat ke-16 sebagai atase sipil yang bertugas militer dan bertanggungjawab atas propaganda di Indonesia. Di sinilah ide-idenya direalisasikan, dengan membentuk organisasi-organisasi massa yang akan dimobilisasi untuk memberi dukungan politik bagi kepentingan perang Jepang.

Shimizu dekat dengan orang-orang Indonesia, dari kalangan pemuda maupun tokoh nasional seperti Sukarno-Hatta. Dia memberikan rumah di Pegangsaan Timur 56 dan mobil limusin Buick –kelak menjadi mobil kepresidenan– untuk Sukarno. Menjelang proklamasi, dia membantu mencarikan kain merah putih untuk bahan Fatmawati membuat bendera.

Dia berperan dalam pembentukan organisasi massa yang menggerakkan dukungan politik bagi Jepang: Gerakan Tiga-A (Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia), Pusat Tenaga Rakyat, Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat), dan Shuisintai (Barisan Pelopor).

Dia juga mendirikan Asrama Angkatan Muda di Menteng 31, yang menyediakan tempat bagi para pemuda untuk mendapatkan pendidikan politik. Pembentukan sejumlah perkumpulan rahasia menjadi salah satu upaya terakhirnya di tengah kekalahan perang Jepang.

Quote:
Kipas Hitam bukanlah khas Indonesia. Menurut R-H. Barnes dalam Fransiskus/Usman Buang Duran: Catholic, Muslim, Comunist, Kipas Hitam bersama Banteng Hitam dan Naga Hitam merupakan bagian dari Perkumpulan Naga Hitam (Kokuryukai).

Perkumpulan Naga Hitam merupakan kelompok ultranasionalis paramiliter Jepang yang dibentuk pada 1901 oleh Ryohei Uchida.
Perkumpulan ini menerbitkan jurnal dan menggelar sekolah pelatihan spionase, yang dikirim untuk mengumpulkan informasi dari Rusia, Manchuria, Korea, dan China. Selain itu, organisasi ini menekan para politisi Jepang agar mengadopsi kebijakan luar negeri yang kuat. Kokuryukai mendukung Pan-Asianisme.

Quote:
“Para anggota Perkumpulan Naga Hitam melakukan aksi bersenjata, provokasi dan pembunuhan guna kepentingan rezim kekaisaran. Terutama saat penaklukan Manchuria (China), mereka melakukan pembunuhan dan propaganda yang aktif dan efektif,” tulis Peter Schumacher dalam Een Bende op Java.
Di Indonesia, surat kabar Persatoean mengindikasikan bahwa dana pembentukan Kipas Hitam berasal dari “fonds kemerdekaan”yang dikumpulkan Jepang selama pendudukan. Fonds ini dimaksudkan untuk kegiatan pemuda, pendidikan, dan bantuan bagi rakyat miskin.

“Yang harus bertanggung jawab atas sebagian besar propaganda ini ialah Hitoshi Shimizu,” tulis Persatoean, 9 Mei 1946.


Tapi Shimizu tak bisa mengawal perkumpulan rahasianya. Dia keburu ditangkap Sekutu pada akhir 1945. Dia diinterogasi di Jakarta dan mengaku bertanggung jawab atas propaganda supaya penduduk membeci segala bangsa berkulit putih, terutama Belanda,

Quote:
“dan menyusun gerakan rahasia yang akan mampu bekerja atas kemauan sendiri, bila Jepang terpaksa menyerah sendiri, dia mendirikan Kipas Hitam,” tulis Soeloeh Ra’jat, 23 Agustus 1946.
Tanpa Shimizu, Kipas Hitam terus berjalan. Keberadaannya bahkan menarik perhatian banyak pemuda, dan juga Sutan Sjahrir. Dalam pamfletnya Perdjoengan Kita, Sjahrir menulis betapa perkumpulan rahasia Jepang, termasuk Kipas Hitam, mulai memberi pengaruh pada para pemuda.
Quote:
“Meskipun secara lahir para pemuda membenci Jepang, namun jiwa mereka telah terpengaruh oleh propaganda Jepang, sehingga tingkah laku dan cara berpikir mereka mencontoh Jepang. Ini terlihat dari kebencian mereka terhadap bangsa-bangsa asing, terutama Sekutu dan Belanda,” tulis Sjahrir.
Alih-alih melawan Sekutu, Kipas Hitam malah membuat kekacauan di sejumlah tempat. Di Bondowoso, misalnya, ditemukan selebaran dan pamflet, mengatasnamakan Kipas Hitam dan Pedang Samurai, yang berisi ancaman kepada polisi setempat.
Quote:
“Pedang Samurai yang selama perang hanya membuktikan kekejaman terhadap penduduk dan Kipas Hitam yang hanya mengacau dan merusak harus lenyap dari Indonesia,” tulis Pelita Rakjat, 2 Juli 1948.
Anggota Kipas Hitam pun harus berhadapan dengan para pemuda republiken. Soeara Rakjat, 1 Oktober 1945, memberitakan pemuda republiken menangkap 20 anggota Kipas Hitam di stasiun kereta api dan menyita sejumlah senjata. Penangkapan dilakukan oleh para pemuda kereta api, Barisan Pelopor, polisi, dan lain-lain. Pemuda kereta api juga menangkap empat anggota lainnya di sebuah terowongan kereta api dan menyita uang sebesar f.50.000.

Di Surabaya, dilakukan razia, terlebih tersiar kabar anggota Kipas Hitam membantu gerakan Dood alle Inlanders (bunuh semua bangsa Indonesia). Menurut Sutomo, para pemuda dan anak kampung sering memberhentikan mobil pembesar Jepang. Setelah berhenti, mereka memaksa penumpang turun, dan menginterogasi apakah kenal gerakan Kipas Hitam atau tidak. Jika tak kenal, mereka boleh melanjutkan perjalanan tapi dengan berjalan kaki. Mobil disita.

Quote:
“Alasan mencari kaki tangan Kipas Hitam terus digunakan oleh rakyat dan pemuda dalam usaha menambah jumlah kendaraan untuk Republik Indonesia,” kata Sutomo dalam Pertempuran 10 November 1945: Kesaksian dan Pengalaman Seorang Aktor Sejarah.

Gerakan Kipas Hitam perlahan memudar.

Di kemudian hari, Shimizu tetap menjalin kontak dengan Indonesia. Dia membentuk Asosiasi Kebudayaan Jepang-Indonesia dan, setelah tahun 1964, berusaha menghubungkan perkumpulan kebudayaannya dengan Lembaga Persahabatan Indonesia-Jepang, yang diketuai Ratna Sari Dewi sejak Mei 1964. Dia kembali mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh yang pernah dia kenal di zaman Jepang pada 1977, termasuk menemui Fatmawati.
Di Desa Rabiyan Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang-Madura terdapat sebuah dusun yang bernama Dusun Nangger. Dusun ini diberi nama nangger karena adanya sebuah pohon yang disebut nangger oleh penduduk setempat. Pohon ini begitu besar ,tinggi dan dianggap keramat. Dan pohon ini sudah berumur ribuan tahun. Awalnya pohon ini diperkirakan tumbuh sendiri di atas tanah seorang petani yang bernama ibu Pauseh. Menurut juru kunci yaitu bapak K.H.Mirun. Dahulu pohon ini di tempati oleh seorang pertapa yang ingin memperdalam ilmunya menjadi orang sakti yang bisa terbang. Di bawah pohon tersebut ada sebuah lubang yang berbentuk terowongan yang bisa di tempati oleh pertapa tersebut.


Quote:
Pertapa ini memilih tempat tersebut karena dia mendapat petujuk dari gurunya. Menurut juru kunci, setelah 10 tahun pertapa ini dikabarkan meninggal dunia. Tapi anehnya, mayatnya tidak ditemukan dengan kata lain hilang. Sejak saat itu penduduk sekitar menganggap pohon tersebut keramat. Oleh sebab itu, banyak orang tua melarang anak-anaknya bermain di sekitar pohon tersebut. Namun larangan tersebut di abaikan oleh anak-anaknya. Mereka tetap bermain disekitar atau di bawah pohon tersebut karena pohon ini merupakan tempat favorit anak-anak untuk bermain petak umpet. Suatu hari segerombolan anak-anak bermain petak–umpet di tempat tersebut, dan salah satu dari mereka ngumpet di lubang yang berbentuk terowongan yang ada di bawah pohon tadi. Dan ternyata anak tersebut hilang tanpa jejak. Selain itu anak-anak yang lain yang bermain di sekitar pohon tersebut juga jatuh sakit setelah sampai di rumah mereka masing-masing. Kejadian semacam itu sering terjadi dan memakan banyak korban.

Penduduk semakin khawatir dan menyuruh kepada ibu Pauseh untuk menebang pohon tersebut. Namun ketika di coba untuk ditebang, pohon tersebut mengeluarkan cairan berwarna merah dan berbau amis. Penduduk menganggap cairan tersebut adalah darah. Karena kejadian itu, pohon tersebut tidak jadi di tebang. Dan solusi lain yang dilakukan penduduk untuk mengurangi adanya kejadian orang hilang di dalam lubang tersebut adalah menanam pohon asam di samping pohon Nangger dengan tujuan agar pohon asam tadi dapat menutupi lubang tersebut. Kisah aneh lainnya, di musim penghujan.


Suatu hari ranting pohon tersebut jatuh dan berubah menjadi ular sehingga orang-orang yang sedang lewat di tempat tersebut terkejut dan lari berhamburan saat melihat kejadian tersebut. Pohon ini juga menjadi sarang musang. Musang-musang ini membuat penduduk sekitar geram dan kesal karena musang-musang tersebut sering memakan ayam-ayam mereka. Namun apalah daya, penduduk tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka takut untuk membakar sarang musang-musang yang ada di pohon Nangger tersebut. Mereka takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada mereka kalau mereka melanjutkan niat mereka untuk membakar sarang musang-musang tersebut. Mereka hanya bisa pasrah terhadap apa yang terjadi. Di sekitar pohon ini juga sering terjadi kecelakaan lalu lintas dan hal tersebut memakan banyak korban. Bahkan anak dari bapak K.H.Mirun pernah menjadi korban kecelakaan di tempat tersebut hingga tulang hidungnya patah.

Tetapi ada hal yang menarik dari Pohon Nangger tersebut. Hal tersebut adalah daun-daun pohon Nangger tersebut runtuh semua setiap tahunnya. Dan di saat daun-daun pohon ini runtuh semua, ini menandakan bahwa musim kemarau hampir habis dan akan segera memasuki musim hujan. Selain itu, pohon tersebut juga dihuni oleh makhluk-makhluk halus. Salah satunya adalah sundel bolong. Sundel bolong tersebut terlihat oleh penduduk yang lewat di bawah pohon tersebut pada waktu malam hari. Oleh karena itu di sarankan oleh juru kunci kepada penduduk untuk membaca sholawat dan banyak mengingat allah SWT saat lewat di sekitar pohon tersebut agar tidak diganggu oleh makhluk-makhluk halus yang berpenghuni di pohon tersebut.

Namun karena pohon Nangger tersebut sangat besar serta sangat tinggi, pohon tersebut menarik perhatian seorang pengusaha dari Kalimantan untuk membeli pohon tersebut dengan harga 30 juta rupiah untuk dibuat kapal. Ibu Pauseh setuju, proses jual beli pohon tersebut telah selesai. Dan pohon tersebut di niatkan untuk ditebang.


Akan tetapi setelah kejadian jual-beli tadi, ibu Pauseh bermimpi. Di dalam mimpinya dia didatangi seseorang yang melarang dia untuk menjual dan menebang pohon Nangger tersebut, dan seseorang tersebut juga berkata bahwa pasti akan ada musibah selama tujuh tahun yang akan menimpa desa Rabiyan, kalau pohon nangger tersebut dijual dan ditebang. Selain itu, seseorang tersebut juga berkata kalau pohon Nangger tersebut tidak boleh di ambil dan ranting-rantingnya jatuh, karena kalau sampai ranting-ranting tersebut jatuh maka penduduk desa rabiyan akan jatuh sakit. Penduduk yang akan sakit akan sesuai denga arah dimana ranting tersebut jatuh. Jika ranting tersebut jatuh ke arah barat, maka penduduk desa Rabiyan bagian barat yang akan jatuh sakit,begitu pula dengan arah-arah yang lain. Namun Karena harga jual pohon tersebut sangat mahal, ibu Pauseh tidak menghiraukan mimpi tersebut.

Dia tetap melanjutkan menjual pohon tersebut. Pada suatu hari, tiba-tiba ibu Pauseh sakit parah tanpa sebab. Menurut juru kunci, ibu Pauseh seperti itu karena banyak setan yang berpenghuni di dalam rumahnya, di pastikan setan-setan tersebut berasal dari pohon Nangger tersebut karena rumah ibu Pauseh hanya berjarak 15 meter dari pohon Nangger tersebut. Setan-setan tersebut mengganggu ketenangan ibu Pauseh dengan menampakkan diri di segala tempat. Lama-kelamaan ibu Pauseh hilang akal dengan kata lain gila. Dia gila karena setan-setan tersebut merasuk kedalam tubuhnya. Dan dia sakit selama 5 tahun. Meski sudah berobat kemana-mana sakitnya tetap tidak sembuh. Namun akhirnya dia bisa sembuh setelah suaminya membatalkan jual-beli pohon nangger dengan orang Kalimantan tadi.

Padahal orang Kalimantan tadi menaikkan harga pembelian pohon Nangger tersebut seharga 50 juta rupiah. Namun suami ibu Pauseh tetap membatalkan jual-beli tersebut. Akhirnya orang Kalimantan tersebut menyerah dan jual beli pohon Nangger tersebut dibatalkan. Suami ibu Pauseh melakukan tindakan seperti itu karena dia bermimpi bahwa istrinya bisa sembuh dengan cara membatalkan jual-beli pohon Nangger tersebut. Dan Sejak saat itulah dusun ini menjadi buah bibir penduduk Rabiyan dengan adanya keanehan-keanehan yang ditimbulkan oleh pohon Nangger, mereka juga sangat berhati-hati dan waspada saat lewat di bawah pohon Nangger tersebut.

Anggapan tentang pohon Nangger tersebut keramat masih berlanjut hingga sekarang. Karena pada tahun 2011, pohon tersebut kembali memakan 2 korban. Yang pertama adalah seorang laki-laki baru datang dari tempat kerjanya mengendarai ojek untuk pulang. Ojek tersebut melewati pohon nangger dan tiba-tiba orang tersebut minta berhenti di pohon tersebut dan dia langsung meninggal ditempat tanpa alasan yang jelas. Korban kedua adalah seorang wanita yang ingin jalan-jalan kerumah temannya, namun tiba-tiba dia merasakan pusing lalu meninggal di pohon Nangger tersebut saat dia melewati pohon Nangger tersebut dengan berjalan kaki.

Dan kejadian paling aneh yang terjadi di pohon Nangger tersebut ialah pada bulan mei tahun 2012 seorang juru kunci mengaku di datangi seseorang berjuba putih didalam mimpinya. Seseorang tadi menyuruhnya untuk membuat dan merawat sebuah kuburan keramat yang bernama Bhujuk Sedde’ dibawah pohon nangger tersebut agar pohon tersebut tidak lagi memakan korban. Setelah itu juru kunci memberitahukan kepada semua penduduk sekitar dan meminta bantuan untuk membuat kuburan keramat tadi.

Sang juru kunci yang juga merupakan kyai yang disegani oleh penduduk desa Rabiyan memiliki rencana mengadakan pengajian setiap tahun di kuburan keramat terebut bersama penduduk Rabiyan. Rencana tersebut di tanggapi positif oleh penduduk desa Rabiyan. Dan sejak adanya kuburan keramat tadi, penduduk desa Rabiyan khususnya dusun Nangger sendiri,akhir-akhir ini merasa aman kalau lewat di sekitar pohon Nangger tersebut.

Categories

advertising

Sample Text

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Find Us On Facebook

Advertisement

Featured Video

Featured Video

Sponsor

Video Of Day

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget